Contoh Tulisan Berjalan

Friends

Friends

Selasa, 07 Mei 2013



Nama                           : Imam Mahmudi
Npm                            : 1173054
Kelas                           : D
Prodi                           : Ekonomi Islam
Jurusan                        : Syari’ah
Mata Kuliah                : Tafsir Ayat Ekonomi II

TUGAS UTS
PERWAKILAN DALAM QUR’AN
1.    Tafsir kata-kata yang bergaris bawah, sebagai berikut:
A.    Q.S. Al-Kahfi : 19
y7Ï9ºxŸ2ur óOßg»oY÷Wyèt/ (#qä9uä!$|¡tGuŠÏ9 öNæhuZ÷t/ 4 tA$s% ×@ͬ!$s% öNåk÷]ÏiB öNŸ2 óOçFø[Î6s9 ( (#qä9$s% $uZø[Î7s9 $·Böqtƒ ÷rr& uÙ÷èt/ 5Qöqtƒ 4 (#qä9$s% öNä3š/u ÞOn=ôãr& $yJÎ/ óOçFø[Î6s9 (#þqèWyèö/$$sù Nà2yymr& öNä3Ï%ÍuqÎ/ ÿ¾ÍnÉ»yd n<Î) ÏpoYƒÏyJø9$# öÝàZuŠù=sù !$pkšr& 4x.ør& $YB$yèsÛ Nà6Ï?ù'uŠù=sù 5-ø̍Î/ çm÷YÏiB ô#©Ün=tGuŠø9ur Ÿwur ¨btÏèô±ç öNà6Î/ #´ymr& ÇÊÒÈ  
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: `Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)?` Mereka menjawab: `Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari`. Berkata (yang lain lagi): Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun. (Q.S. Al-Kahfi : 19)
(#þqèWyèö/$$sù Nà2yymr& öNä3Ï%ÍuqÎ/ ÿ¾ÍnÉ»yd
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi dengan membawa uang perakmu ini.
öÝàZuŠù=sù
Hendaklah dia lihat.

!$pkšr& 4x.ør& $YB$yèsÛ Nà6Ï?ù'uŠù=sù 5-ø̍Î/ çm÷YÏiB
Manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan untukmu.

ô#©Ün=tGuŠø9ur Ÿ
Dan hendaklah dia berlaku lemah lembut.
wur ¨btÏèô±ç öNà6Î/ #´ymr&
Dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.




B.     Q.S. An-Nisa’ : 35
÷bÎ)ur óOçFøÿÅz s-$s)Ï© $uKÍkÈ]÷t/ (#qèWyèö/$$sù $VJs3ym ô`ÏiB ¾Ï&Î#÷dr& $VJs3ymur ô`ÏiB !$ygÎ=÷dr& bÎ) !#yƒÌãƒ $[s»n=ô¹Î) È,Ïjùuqムª!$# !$yJåks]øŠt/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $¸JŠÎ=tã #ZŽÎ7yz ÇÌÎÈ 
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S. An-Nisa’ : 35)
 (#qèWyèö/$$sù
Maka kirimlah.
ô`ÏiB ¾Ï&Î#÷dr&
Dari keluarga laki-laki.
ô`ÏiB !$ygÎ=÷dr&
Dari keluarga perempuan.
bÎ) !#yƒÌãƒ $[s»n=ô¹Î)
Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan.





C.    Q.S. Yusuf : 55
tA$s% ÓÍ_ù=yèô_$# 4n?tã ÈûÉî!#tyz ÇÚöF{$# ( ÎoTÎ) îáŠÏÿym ÒOŠÎ=tæ ÇÎÎÈ  
Berkata Yusuf: Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.(Q.S. Yusuf : 55)
ÓÍ_ù=yèô_$# 4n?tã ÈûÉî!#tyz ÇÚöF{$#
Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir.
áŠÏÿym           
Orang yang pandai menjaga.

2.    Munasabah kata-kaa kunci bergaris bawah menggunakan prinsip “Wakalah”  dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
Munasabah dari ayat-ayat diatas adalah ketika terdapat seseorang memerintah agar seseorang yang lain pergi dengan membawa uang peraknya untuk dibelikan sesuatu maka orang tersebut harus melalukan perintah dengan baik. Ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan orang kedua ini dalam menjalankan amanah tersebut. Dari QS. Al-Kahfi : 19 terdapat anjuran agar orang kedua melihat-lihat sekitarnya. Dalam hal ini sama seperti yang dijelaskan pada QS. Yusuf : 55, dia harus waspada dalam arti menjaga sepenuhnya harta (uang perak) tersebut agar tidak jatuh ketangan orang lain. Selain itu orang kedua juga termasuk orang yang berlaku lemah lembut serta dilarang memceritakan tujuan perjalanannya terhadap halayak atau bersifat jujur. Kemudian pada QS. An-Nisa : 35 dapat diketahui bahwa kepergian orang kedua tersebut berangkat dari keluarganya (laki-laki/perempuan) yang artinya orang tersebut bisa siapa saja kepada siapa saja  asalkan memiliki sifat kekeluargaan, dengan catatan kegiatan yang akan diperintahkan atau dijalankan bernilai baik atau positif. Apabila terjadi pertikaian antara  kedua pihak yang meakukan kesepakatan tersebut maka yang dilakukan pertama kali adalah keluarga mereka harus mendamaikan, namun jika keduanya belum dapat didamaikan maka jalur alternatif yang harus ditempuh adalah jalur hukum agar keduanya dapat saling maaf memaafkan.

3.    Kandungan ayat:
a.       Isi kandungan Surat Al-Kahfi : 19
Telah ditegaskan bahwasannya Allah telah membangunkan mereka sehingga mereka merasa heran dan saling bertanya di antara mereka tentang berapa lama mereka sudah berada di dalam gua. Sebagian mereka mengatakan baru satu hari atau setengah hari saja. Mereka baru mengetahui masa keberadaan mereka di dalam gua setelah salah seorang dari mereka turun ke kota untuk berbelanja dengan menggunakan mata uang 300 tahun yang lalu. Kalaulah mereka terbangun lebih awal, ketika penguasa zalim masih berjaya, pastilah mereka akan dibinasakan. Namun, Allah mengatur semua itu sebagai pelajaran bagi manusia bahwa Allah maha berkuasa untuk melakukan apa saja yang Dia inginkan. Sedangkan dewa-dewa yang mereka sembah tidak memiliki kekuatan apa-apa.
b.      Isi kandungan Surat An-Nisa’ : 35
 Ayat ini menerangkan tentang solusi  keluarga yang mengalami sengketa antara suami dan isteri. Disebutkan bahwa bila terjadi perselisihan antara suami dan isteri dan kondisinya semakin parah, maka keluarga kedua pihak diharapkan untuk ikut menyelesaikan perselisihan itu agar tidak berujung pada perceraian. Tentu saja tidak semua keluarga ikut campur, tapi dari setiap pihak mengusulkan wakilnya untuk bertemu dan mencari jalan keluar mencapai islah atau perdamaian. Kedua pihak ini yang akan menjadi hakam atau penengah untuk menengahi, bukan mengadili atau menyalahkan satu pihak.
c.       Isi kandungan Surat Yusuf : 55
Bahwasannya Yusuf meminta kepada raja supaya diserahkan kepadanya semua urusan yang berhubungan dengan produksi pertanian agar dia dapat mengaturnya dengan sebaik-baiknya sehingga tidak akan terjadi kelaparan walaupun musim kemarau amat panjang. Selanjutnya Yusuf mengetengahkan rencana jangka panjangnya dan berkata: "Dalam musim subur yang panjang itu hendaklah dipergiat pekerjaan pertanian dan kepada seluruh rakyat diperintahkan supaya jangan ada tanah kosong yang tidak ditanami. Kemudian dibangun gudang-gudang yang besar yang dapat menampung semua hasil tanaman dan disimpan di sana dengan batang-batangnya agar tahan lama. Kemudian bila datang musim kemarau yang panjang itu, dapatlah kita ambil simpanan itu sedikit demi sedikit, sedang batang gandum itu boleh kita manfaatkan untuk makanan ternak."

4.    Istimbath ayat:
a.       Wakalah adalah praktek perwakilan seseorang terhadap seseorang yang lain dalam rangka melaksanakan amanah ataupun tugas yang dibebankan.
b.      Kriteria wakalahantara lain adalah sebagai berikut:
Ø   Dapat dipercaya
Ø   Lemah lembut atau perbudi pekerti baik
Ø   Memiliki jiwa kehati-hatian
Ø   Jujur (dapat dipercaya)
Ø   Pandai menjaga
c.       Tujuan wakalah tidak lain untuk saling membantu atau tolong menolong sesama.
d.      Pelaksanaan wakalah yang baik adlah sesuai dengan prinsip yang diajarkan oleh Qur’an yakni menjalankan wakalah berdasarkan kriteria diatas. Namun apabila terjadi kesalahpahaman yang mengakibatkan kedua pihak itu bertikai hingga mereka bermusuhan maka harus diadakan pencarian jalan keluar untuk mendamaikan mereka. Jalan pertama yang harus ditempuh adalah saling memaafkan, jika mereka tidak mau maka keluarganya harus membantu mendamaikan. Tapi jika tetap saja mereka bermusuhan harus dilakukan dengan cara mencarikan seorang hakim untuk mendamaikan mereka agar tidak ada lagi yang bermusuhan.

5.    Hubungan sebab turun ayat (asbabun nuzul) berdasarkan tema:
a.    Q.S. Al-Kahfi : 19
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan tentang bangunnya mereka dari tidur. Keadaan mereka, badan, kulit, rambut dan lain-lain sama halnya sewaktu sebelum mereka tidur. Semuanya sehat dan semuanya masih utuh, bahkan pakaian yang melekat di badan-badan mereka tetap utuh. Allah SWT memperlihatkan kepada mereka keagungan, kebesaran dan kekuasaan Nya, dan keajaiban serta keluarbiasaan perbuatan Nya terhadap makhluk Nya. Karena itu iman mereka tambah kuat untuk melepaskan diri dari penyembahan-penyembahan dewa dewa. Dan bertambah ikhlaslah hati mereka untuk semata-mata menyembah Allah Yang Mana Esa.
Kemudian setelah mereka bangun dari tidur yang lama itu, mereka saling bertanya satu sama lain untuk mengetahui keadaan mereka serta ketentuan Allah terhadap mereka sehingga mereka akhirnya dapat menarik pelajaran dan bukti keagungan Allah SWT. Bertambah yakinlah hati mereka, dan bersyukur atas segala nikmat dan kemuliaan yang dianugerahkan Allah kepada mereka.
Berkatalah salah seorang mereka kepada kawan-kawannya: "Berapa lama kalian tinggal dalam gua ini." Dia menyatakan ketidaktahuannya tentang keadaan dirinya sendiri selama masa tidur itu lalu meminta kepada lainnya untuk memberikan keterangan. Kawan-kawannya menjawab: "Kita tinggal dalam gua ini sehari atau setengah hari". Yang menjawab itupun tidak dapat memastikan berapa lama mereka tinggal sehari atau setengah hari, karena pengaruh tidur masih belum lenyap dari jiwa mereka. Mereka belum melihat tanda-tanda yang menunjukkan lamanya di gua itu. Kebanyakan ahli tafsir mengatakan waktu mereka datang memasuki gua dulunya pada pagi hari, kemudian waktu Tuhan membangunkan mereka dari tidur adalah sore hari. Karena itulah orang yang menjawab ini menyangka bahwa mereka di gua itu adalah satu atau setengah hari. Kemudian berkata lagi kawan-kawannya yang lain: "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lama kamu tinggal di sini". Kata-kata kawan-kawan mereka yang terakhir ini sangat bijaksana untuk membantah pernyataan dan jawaban kawan-kawan mereka yang terdahulu. Meskipun mereka diberi Allah berupa karamah (kemuliaan) namun mereka masih berbincang juga tentang diri mereka dengan perkiraan-perkiraan. Seorang wali boleh berbicara hal yang bukan masalah iktiqadiyah dengan perkiraan yang kuat dan boleh jadi salah. Maka pernyataan kawan mereka yang terakhir ini seakan-akan diilhami oleh Allah SWT, atau didasarkan atas bukti-bukti nyata. Sesungguhnya masa yang panjang itu hanya dapat diketahui dan ditentukan secara pasti oleh Allah SWT. Mereka akhirnya menyadari keterbatasan kemampuan mereka untuk mengetahui yang gaib, hal yang gaib ini benar-benar masih kabur bagi mereka. Setelah sadar itu, barulah perhatian mereka beralih kepada kebutuhan mereka yang pokok yakni makan dan minum. Disuruhlah salah seorang di antara mereka pergi ke kota dengan membawa uang perak untuk membeli makanan. Menurut riwayat namanya Tamlikha. Sebelum membeli itu terlebih dahulu dia hendaknya memperhatikan makanan itu mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang kurang baik. Makanan yang halal dan baik itulah yang dibawa kembali ke tempat perlindungan mereka. Dipesankan pula kepada utusan ke kota itu agar dia berhati-hati dalam perjalanan, baik sewaktu masuk ke kota maupun kembali dari kota jangan sampai dia memberitahukan kepada seorang pun tentang keadaan diri dan tempat mereka. Dari ayat yang artinya (maka suruhlah) salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dipetik suatu hukum yang berhubungan dengan wakalah (berwakil). Yakni seseorang yang dibolehkan menyerahkan kepada orang lain, sebagai ganti dirinya, urusan harta dan hak semasa hidupnya. Kata Ibnu Araby ayat ini paling kuat untuk menjadi dasar wakalah (berwakil).
b.   Q.S. An-Nisa’ : 35
Hasan menjelaskan bahwa suatu ketika, se¬orang wanita mengadu kepada Rasulullah atas perlakuan suaminya yang teiah menampar mukanya. Rasulullah bersabda, "Suamimu berhak diqishash (dibalas)." Kemudian, turunlah kedua ayat ini. Wanita itu pun pulang dan tidak jadi menuntut qishash suaminya. (HR. Ibnu Abi Hatim).
Kemudian, ia mengatakan, jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan perhaikan, niscaya Allah memberikan taufik kepada suami-istri itu. Dan untuk memperingatkan kedua orang hakim tersebut agar menggunakan niat baik dalam tugas mereka, Al-Quran menutup ayat ini dengan ucapan bahwa Allah mengetahui niat-niat mereka. Ia mengatakan, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Menyadari.
Kalau ketiga langkah yang diajarkan di atas belum juga berhasil. Kepada yang melihat atau mencium atau mengetahui adanya asap itu baik keluarga, maupun penguasa, atau orang-orang yang dipercaya mengurus kesejahteraan rumah tangga : hendaknya mendamaikan. Jika keduanya, bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada keduanya. Ini karena ketulusan niat untuk mempertahankan kerukunan yang merupakan modal utama menyelesaikan semua problem. Sesungguhnya Allah sejak dahulu hingga kini dan akan datang Maha Mengetahui segala sesuatu lagi Maha Mengenal sekecil apa pun termasuk detak-detik kalbu mereka.

c.    Q.S. Yusuf : 55
Kemudian raja bermusyawarah dengan Yusuf mengenai mimpinya dan bagaimana tindakan yang paling baik untuk menanggulangi tujuh tahun masa kering. Yusuf meminta kepada raja supaya diserahkan kepadanya semua urusan yang berhubungan dengan produksi pertanian agar dia dapat mengaturnya dengan sebaik-baiknya sehingga tidak akan terjadi kelaparan walaupun musim kemarau amat panjang. Selanjutnya Yusuf mengetengahkan rencana jangka panjangnya dan berkata: "Dalam musim subur yang panjang itu hendaklah dipergiat pekerjaan pertanian dan kepada seluruh rakyat diperintahkan supaya jangan ada tanah kosong yang tidak ditanami. Kemudian dibangun gudang-gudang yang besar yang dapat menampung semua hasil tanaman dan disimpan di sana dengan batang-batangnya agar tahan lama. Kemudian bila datang musim kemarau yang panjang itu, dapatlah kita ambil simpanan itu sedikit demi sedikit, sedang batang gandum itu boleh kita manfaatkan untuk makanan ternak." Raja sangat gembira mendengar pendapat Yusuf dan bertambah kuatlah kepercayaannya kepada kecerdasan dan kebijaksanaannya dan semua usul Yusuf itu dapat diterimanya. Janganlah urusan pertanian bahkan semua urusan negara telah diserahkan bulat-bulat kepadanya. Maka dengan demikian jadilah Yusuf sebagai penguasa yang sangat disegani, dihormati dan disayangi di Mesir.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Sebuah perjalanan yang harus dihadapi, meskipun bijak tapi sama saja munafiq nya. semua tak akan pernah berhenti, Berjuang dan berjuang.... Mimpi Besarrr ku...